Setiap pagi saya berangkat kerja melewati kampung dan jalan raya dimana banyak sekali orang-orang yang saya temui atau lebih tepatnya saya lihat di jalan. Paling banyak sih orang-orang yang sama-sama berangkat menuju tempat kerja.
Nah pagi ini saya melihat tiga orang yang menggelitik pikiran saya, membuat saya bertanya pada diri sendiri apa yang akan saya lakukan jika berada di posisi mereka.

1. Pria Gemuk yang sedang berolahraga ringan?
Saya melihatnya di kampung depan, sudah kedua kalinya saya melihat pria gemuk itu berjemur di depan rumahnya. Dengan jaket tebal dan celana pendek dia melakukan gerakan-gerakan ringan gitu. Saya tidak tahu apakah dia sedang menjalani program diet atau hanya sekedar berjemur. Tapi kalau berjemur kok pake jaket? Kok poni, kok pucet, kok pendek? *mulai ngaco*
Kayaknya sih program diet, soalnya saya dulu juga pernah melihat seorang wanita berbadan subur sedang lari-lari di lapangan panas siang bolong dengan memakai jaket dan training tebal. Katanya sih cara kayak gitu efektif membakar lemak. Entah benar apa tidak, yang pasti saya tidak tertarik untuk ikutan. Mau dibawa kemana badan yang udah kurus ini heh? :))
Tapi kalau seumpama saya memiliki badan gemuk, saya akan pergi ke gym untuk menguruskan badan saya. Ketimbang panas-panasan gitu. Tapi emang sih untuk pergi ke gym itu butuh rasa percaya diri. Soalnya saya dulu juga awalnya minder pas mau nge-ngym, tapi demi kesehatan saya singkirkan rasa minder itu. Eh selain rasa percaya diri, tentunya juga butuh duit buat bayar iurannya he3 *jadi ingat kalau udah tiga mingguan nggak nge-gym neh*

2. Bapak Tua di parkiran sebuah mall.
Saya agak kaget pas melihat seorang bapak tua sedang duduk jongkok di parkiran sebuah mall di kawasan Dieng. Kaget karena saya mengenal bapak tua itu, beliau tetangga saya tapi beda RT. Saya mengenal dua orang anaknya saat masih remaja dulu, tapi sekarang mereka sudah kerja di luar kota kalau nggak salah. Bapak tua itu duduk sambil memandangi sepeda onthel tuanya yang nampak antik. Entah apa yang sedang beliau lakukan di situ.
Mungkin beliau habis sepedaan pagi-pagi dan beristirahat di situ. Atau mungkin juga sedang menunggu seseorang.
Saya pernah baca jika di masa-masa tua itu banyak orang yang merasa kesepian dan sendiri gitu meski masih hidup bersama dengan anak-anaknya. Karena biasanya anak muda tak bisa memahami apa yang mereka inginkan. Semoga aja Bapak itu tidak mengalaminya.

Saya jadi berpikir seperti apakah kehidupan saya kelak jika tua nanti. Apakah saya akan seperti bapak tua itu, bersepeda di pagi hari dan duduk menikmati pemandangan di jalan raya. Kejauhan ya mikirnya, wong jatah umur saya aja nggak tahu dikasih sampai umur berapa. Tapi semoga saya diberi umur panjang karena saya punya impian jika tua nanti saya ingin konsentrasi menulis dan sesekali melakukan travelling bersama istri tercinta. Semoga kelak bisa terwujud, aamiin.

3. Dua Remaja Pemulung.
Saya melihat mereka saat menunggu lampu merah di perempatan Tidar. Yang satu berumur sekitar 14 tahunan, sedangkan yang lebih kecil berumur sekitar 10 tahunan, mungkin mereka kakak beradik. Sang kakak baru saja mengambil beberapa sampah plastik dari tempat sampah di sebuah apotik. Setelah itu dia berjalan menghampiri adiknya yang menunggu di becak mereka. Keadaan mereka nampak lusuh gitu. Seharusnya mereka tidak berada di sana, harusnya mereka berada di sekolah menuntut ilmu. Saya tidak bisa membayangkan jika berada di posisi mereka, apakah saya bisa bertahan dengan keadaan seperti itu.
Alhamdulillah sudah hampir setahun ini saya menjadi orang tua asuh dari seorang anak yang nasibnya juga kurang beruntung seperti dua remaja di atas. Kebetulan di kantor ada teman kerja yang jadi donator di sebuah yayasan yatim piatu, saya tertarik dan ikutan gabung dan memilih program orang tua asuh. Tidak banyak sih yang saya berikan namun semoga bermanfaat bagi anak tersebut.
Dulu saya pernah dikasih foto dan data diri anak itu, dia masih duduk di kelas 2 SD, seingat saya namanya Fauzi. Sayangnya berkas itu hilang saat saya pindah dari fotokopian ke bagian internet centre. Rasanya di hati itu bergetar dan terharu gitu pas melihat wajahnya yang lucu dan polos itu, rasanya seperti melihat foto anak sendiri. Hmm gimana ya kabarnya Fauzi sekarang? Semoga dia naik kelas. Bulan depan saya minta lagi aja datanya, semoga pas lebaran nanti saya bisa memberikan sekedar hadiah lebaran buatnya, Aamiin.

Sekian dulu tulisan pagi ini, sekadar tulisan nggak jelas dan mengalir gitu saja. Tidak ada niatan untuk riya atau pencitraan diri :)) di bagian yang terakhir itu. Kali aja ada yang tergerak hatinya dan terinspirasi untuk melakukan hal yang serupa, bahkan lebih, aamiin.

About Mr. Moz

Berjiwa muda dan semangat dalam berkarya

Satu tanggapan »

  1. m4s0k3 berkata:

    Renungan yang apik. Aku juga jadi merenung setelah baca majalah Tempo minggu ini dan nonton “Serdadu Kumbang” semalam

  2. ibuseno berkata:

    tulisan yg menginspirasi, kadang kita jalan ya jalan aja memperhatikan lingkungan sekilas saja, ternyata apa yg di lihat sepanjang jalan bisa jadi bahan tulisan permenungan.. TFS Wan, layak di tiru ah mengamati lingkungan sepanjang perjalanan 🙂

  3. jampang berkata:

    sajian pagi yang penuh pelajaran

  4. itsmearni berkata:

    wah ini namanya sarapan renunganmakasi ya Ihwan, udah berbagi 🙂

  5. darnia berkata:

    yang kayak gini dijadikan inspirasi dan dipake buat bikin cerpen ya, Mas?

  6. nawhi berkata:

    m4s0k3 said: Renungan yang apik. Aku juga jadi merenung setelah baca majalah Tempo minggu ini dan nonton “Serdadu Kumbang” semalam

    Makasih Yas.Emang apa topik utama Tempo minggu ini, aku belum liat di bagian majalah.Tentang apa tuh Serdadu Kumbang? ditunggu tulisannya Yas.

  7. pennygata berkata:

    sebetulnya banyak yah hal yg kliatannya remeh temeh itu trnyata kalo dipikirkan itu bisa jd pembelajaran buat kita sendiri

  8. siantiek berkata:

    kita bisa belajar banyak dr lingkungan kita kok, dari apa yg kita temui sehari2, pelajaran berharga yang tidak bisa kita dapatkan dr sekolah.

  9. museliem berkata:

    Pagi ini, saya hanya melihat kegelapan (baca bangun siang)

  10. nawhi berkata:

    ibuseno said: tulisan yg menginspirasi, kadang kita jalan ya jalan aja memperhatikan lingkungan sekilas saja, ternyata apa yg di lihat sepanjang jalan bisa jadi bahan tulisan permenungan.. TFS Wan, layak di tiru ah mengamati lingkungan sepanjang perjalanan 🙂

    Makasih Teh.Banyak hal-hal kecil dan sepele yang bisa kita angkat dan diambil pelajaran. Tinggal kita melatih kepekaan diri aja. Halaah sok bijak banget :))Oke, ditunggu tulisan dari Teh Icho.

  11. nawhi berkata:

    jampang said: sajian pagi yang penuh pelajaran

    wah yang ngucapin Mas Rifki aku jadi tersandung 🙂

  12. nawhi berkata:

    itsmearni said: wah ini namanya sarapan renunganmakasi ya Ihwan, udah berbagi 🙂

    tapi udah sarapan nasi kan tadi?sama-sama Mbak.

  13. nawhi berkata:

    darnia said: yang kayak gini dijadikan inspirasi dan dipake buat bikin cerpen ya, Mas?

    seharusnya sih gitu, biar ga cinta-cintaan mulu temanya :))

  14. nawhi berkata:

    thetrueideas said: dalemmm…

    berapa meter Mas?

  15. trewelu berkata:

    kalau di sini saya penasaran dengan orang2 yang ngafe atau jogging di jam2 kerja, para buruh yang kerja outdoor di musim dingin/panas dan seragamnya itu2 aja, dan orang2 yang berjemur walo suhunya 40-an.

  16. nawhi berkata:

    pennygata said: sebetulnya banyak yah hal yg kliatannya remeh temeh itu trnyata kalo dipikirkan itu bisa jd pembelajaran buat kita sendiri

    saya setuju sekali Mbak.butuh kepekaan diri tentunya.

  17. nawhi berkata:

    siantiek said: kita bisa belajar banyak dr lingkungan kita kok, dari apa yg kita temui sehari2, pelajaran berharga yang tidak bisa kita dapatkan dr sekolah.

    kali ini aku sepakat sama Mbak Nani.pernah baca kalau apa yang kita dapat dari sekolah kehidupan itu jauh lebih nancep di otak dan hati daripada sekolah formal.

  18. nawhi berkata:

    museliem said: Pagi ini, saya hanya melihat kegelapan (baca bangun siang)

    habis jaga pos kamling ya Mus? 🙂

  19. nawhi berkata:

    trewelu said: kalau di sini saya penasaran dengan orang2 yang ngafe atau jogging di jam2 kerja, para buruh yang kerja outdoor di musim dingin/panas dan seragamnya itu2 aja, dan orang2 yang berjemur walo suhunya 40-an.

    mungkin jam kerjanya beda dengan jam kerja pada umumnya.seragamnya sama tapi jumlahnya banyak kali Mbak he3wah itu ekstrim ya yang terakhir. ditunggu Mbak hasil reportasenya.

  20. onit berkata:

    nawhi said: Tidak ada niatan untuk riya atau pencitraan diri :))

    kamu jujur, dan perlu dihargai!apalagi kejujuran yg menginspirasi.yg anggap riya/pencitraan diri berarti sirik :p

  21. trewelu berkata:

    bukan masalah jumlahnya banyak apa enggak, tapi kedinginan/kepanasannya enggak dengan seragam yang sama… kan kalo musim dingin suhunya belasan, kalo musim panas 40-50-an…

  22. siantiek berkata:

    nawhi said: kali ini aku sepakat sama Mbak Nani.

    jadi selama ini kita selalu bertentangan ya ;P

  23. rengganiez berkata:

    pagi ini masih ngendhon di kamar hihihihi…eh dah jam 12…

  24. nawhi berkata:

    onit said: yg anggap riya/pencitraan diri berarti sirik :p

    yang pencitraan itu guyon aja kok.

  25. nawhi berkata:

    siantiek said: jadi selama ini kita selalu bertentangan ya ;P

    nggak nyadar ya? 😛

  26. nawhi berkata:

    rengganiez said: pagi ini masih ngendhon di kamar hihihihi…eh dah jam 12…

    ayo-ayo keluar menghirup udara segar.

  27. rhehanluvly berkata:

    pennygata said: sebetulnya banyak yah hal yg kliatannya remeh temeh itu trnyata kalo dipikirkan itu bisa jd pembelajaran buat kita sendiri

    betuldan jangan remehkan hal-hal kecil

  28. ivoniezahra berkata:

    Ingat nenek2 gaul bertopi ala remong tnpa helm, berbju merah ikat pinggang kuning mas dan bersepatu hak tinggi. Nyetir motor dngn pede di depanmu tempo hari 🙂

  29. nawhi berkata:

    ivoniezahra said: Ingat nenek2 gaul bertopi ala remong tnpa helm, berbju merah ikat pinggang kuning mas dan bersepatu hak tinggi. Nyetir motor dngn pede di depanmu tempo hari 🙂

    ahahaha iya ingat-ingat, nenek paling gaul yang pernah aku liat.cucunya pasti lebih gaul lagi kali ya :))

  30. ivoniezahra berkata:

    nawhi said: ahahaha iya ingat-ingat, nenek paling gaul yang pernah aku liat.cucunya pasti lebih gaul lagi kali ya :))

    mungkin saja, atau nenek itu kurang puas merasakan masa mudanya ya ? 🙂

  31. lafatah berkata:

    Jadi orang tua asuh lewat program beasiswa yatim piatu, tapi. Itu yang dilakukan oleh kakak kelas saya. Dua contoh telah ada, semoga bisa mengikuti jejak sampeyan.

  32. nawhi berkata:

    Fatah: aamiin, moga dimudahkan ya Tah.

  33. nawhi berkata:

    Fatah: aamiin, moga dimudahkan ya Tah.

  34. dan sore ini saya melihat postingan ini *apa hubungannya yak?* ;-p

  35. wprazh berkata:

    renungan pagi dibaca sore hari 🙂

  36. nawhi berkata:

    Libran 01: dan malam ini aku membaca komenmu.

  37. nawhi berkata:

    Mas Welly: sambil makan gorengan n teh anget Sam.

  38. nawhi said: Libran 01: dan malam ini aku membaca komenmu.

    masss… aku dapet bukuuu ;-))

  39. ninelights berkata:

    eh,ya!Rana juga sering begitu kalau di jalan, atau di tempat-tempat yang memungkinkan Rana untuk menganalisa dan mensruputi(basa apa ini) hikmah yang terjadi..ato mengamati karakter-karakter yang ajaib..begitulah..untuk no 3,Amin.Semoga dengan itu rejeki Aki lebih dilancarkan..:)

  40. nawhi berkata:

    Libran 01: CMG tadi ya? Ditunggu repiunya.

  41. nawhi berkata:

    Nyai: Toss kalo gitu. Sebagai penulis kita emang kudu jeli n peka mengamati n menangkap inspirasi di luar sana. *gayamu Wan*Aamiin, Nyai juga ya.

  42. sahabatry berkata:

    Kadang kita suka gak sadar, bahwa hampir setiap hari ada pemandangan yang mampu menarik perhatian 🙂

  43. nawhi berkata:

    sahabatry said: Kadang kita suka gak sadar, bahwa hampir setiap hari ada pemandangan yang mampu menarik perhatian 🙂

    iya, mungkin karena suka keburu2 kalo di jalan.

  44. sahabatry berkata:

    nawhi said: iya, mungkin karena suka keburu2 kalo di jalan.

    jadi suka ngga peka ya….hehehe

Tinggalkan Balasan ke siantiek Batalkan balasan