Bismillahiromanirrohim
Jika di rumah biru satunya telah diceritakan perjalanan kami mulai dari awal pertemuan hingga sampai pada proses lamaran, maka sekarang saya ingin berbagi cerita lebih lengkap lagi tentang lamaran tersebut.
Ada beberapa hal yang harus kami siapkan guna terlaksananya acara lamaran ini, mulai dari menentukan tanggal, membeli segala macam barang lamaran (peningset) hingga mencari alat transportasi menuju ke rumah Ivon.
Tanggal
Meski ini baru tahap lamaran namun saya ingin dilakukan pada tanggal yang spesial. Kebetulan pihak keluarga berwacana tentang lamaran itu saat lebaran yang jatuh di bulan September, maka saya memutuskan untuk melamar Ivon pada bulan Oktober, yang merupakan bulan kelahiran saya. Inginnya sih tepat diadakan pada tanggal 4-nya namun mengingat banyak hal yang harus disiapkan maka dicari tanggal di minggu berikutnya.
Akhirnya setelah melalui perembugan tanggal yang disepakati adalah tanggal 27 Oktober, tepat sehari setelah peringatan 100 hari wafatnya Ayahanda Ivon. Efisiensi waktu, biaya dan tenaga menjadi pertimbangan utama agar sekalian repot dan capeknya.
Namun seminggu menjelang hari H, mendadak Ibu Ivon bilang bahwa tanggal lamaran harus diubah karena setelah beliau konsultasikan dengan sesepuh yang menguasai Ilmu Kejawen, tanggal 27 Oktober itu ternyata dalam istilah Jawa disebut: Tibo Kepancal. Arti dari Tibo Kepancal ini dalam pernikahan kami kelak dikhawatirkan akan selalu mengalami kesulitan terutama dalam hal ekonomi.
Hal ini menimbulkan kontra baik dari keluarga saya maupun keluarga Ivon sendiri, kenapa hanya untuk lamaran saja harus dicari tanggal menurut Ilmu Jawa. Selain itu dikhawatrirkan beberapa keluarga tidak bisa ikut karena sudah terlanjur mengajukan libur/cuti pada tanggal 27 Oktober.
Akhirnya daripada tidak kunjung ketemu titik temu, keluarga saya pun mengalah namun memberikan opsi pada tanggal 16 dan 22. Setelah dikonsultasikan lagi oleh Ibu Ivon, tanggal 16 Oktober yang dipilih karena ketemunya adalah Tibo Suwe yang artinya pernikahan kami kelak akan langgeng, aamiin.
Pihak keluarga sayapun setuju karena itu jatuh ada hari Minggu sehingga semua keluarga pasti bisa ikut. Giliran saya yang pusing sendiri karena ternyata pada hari itu bertepatan dengan jadwal UTS! *tepok jidat pak dosen*
Daripada nanti pusing cari tanggal lagi sayapun mengalah, Alhamdulillah para dosen mau memberikan dispensasi berupa ujian susulan.
Peningset
Kami berdua berasal dari dua kota berbeda yang meski masih dalam satu propinsi namun memiliki tradisi yang berbeda dalam hal acara lamaran. Di Malang untuk acara lamaran, pihak pria hanya menyerahkan cincin pengikat kepada pihak wanita. Sedangkan di Blitar, saat lamaran pihak pria diharuskan membawa peningset juga. Keluarga saya memutuskan untuk mengikuti tradisi Blitar.
Adapun untuk peningset isinya cukup beragam dengan beberapa variasi menurut selera atau permintaan pihak wanita. Yang paling pokok biasanya terdiri dari kain kebaya, pakaian dalam, make-up , sendal dan selimut.
Meski waktu yang kami miliki adalah sebulan untuk mempersiapkannya namun pada kenyataannya hanya ada dua hari dimana kami bisa berbelanja karena kesibukan kerja masing-masing. Kami berdua memutuskan untuk acara lamaran ini mengambil tema warna biru sesuai dengan warna favorit kami.
Dalam hal membeli peningset ini boleh dibilang cukup lancar. Kalaupun ada kendala, itu hanya seputar perbedaan selera diantara kami. Kadang saya sudah suka dengan modelnya, eh Ivonnya yang nggak suka warnanya. Dia emang yang paling rewel soal warna, bahkan untuk aksesorispun harus yang birunya cocok. Untunglah saya orangnya cukup sabar meski kaki ini sudah capek sebenarnya karena seharian belanja. Dimaklumin aja, namanya wanita kalau urusan belanja pasti lama dan ribet gitu 😛
Alhamdulillah, keinginan kami untuk mengambil tema biru 90 persen tercapai. Mulai dari keranjang sampai peningsetnya berwarna senada yaitu biru. Untuk pakaian yang dikenakan pun kami sudah mendapatkan batik sarimbit warna biru juga, sedangkan untuk keluarga tidak kami wajibkan. Kalau punya warna biru ya monggo dipakai kalau nggak punya ya nggak apa-apa.
Selain peningset, keluarga saya juga membawa beberapa kue hantaran yang mana saya serahkan hal itu pada bibi saya untuk menanganinya. Dan Alhamdulillah, saya mendapatkan sumbangan kue dari beberapa kerabat sehingga makin melengkapi hantaran kami.
Transportasi
Mengingat jumlah keluarga saya yang banyak dan jarak antara rumah saya dengan Ivon yang cukup jauh maka dibutuhkan alat transportasi yang banyak. Awalnya kami mau menyewa dua sampai tiga mobil. Namun ada usulan dari kakak ipar untuk menggunakan bus saja dengan pertimbangan efisiensi biaya. Saya pikir ada benarnya juga. Teringatlah saya kalau kendaran di kampus biasa disewakan untuk para staff yang mempunyai keperluan keluarga. Saya lalu meminta tolong pada teman saya untuk menghubungkan saya dengan bagian transportasi kampus.
Alhamdulillah, saya mendapatkan sebuah bus mini berkapasitas 29 orang dengan tarif sewa yang boleh dibilang murah karena di bawah perkiraan saya.
Satu kendala yang cukup membuat pusing adalah sopir bus yang bersikukuh tidak berani (baca: males) membawa masuk bus hingga ke kantor kelurahan yang dekat den
gan rumah saya. Padahal jalan menuju rumah saya itu cukup lebar dan beberapa kali juga ada bus mini yang masuk ke kampung saya namun si sopir tetap tidak mau. Sumpah ya, urusan ini sempat bikin senewen karena ada pihak yang kemudian jadinya menyalahkan saya kenapa sih kok pakai bus-bus segala.
gan rumah saya. Padahal jalan menuju rumah saya itu cukup lebar dan beberapa kali juga ada bus mini yang masuk ke kampung saya namun si sopir tetap tidak mau. Sumpah ya, urusan ini sempat bikin senewen karena ada pihak yang kemudian jadinya menyalahkan saya kenapa sih kok pakai bus-bus segala.
Padahal niat saya memakai bus itu, selain untuk efisiensi biaya juga demi kenyamanan rombongan di dalam perjalanan. Tidak kebayang rasanya jika duduk berhimpit-himpitan di dalam mobil dengan memangku peningset dan hantaran, apalagi menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Daripada pusing sendiri akhirnya saya bilang untuk mengangkut dari rumah menuju bus akan saya sewakan mikrolet. Alhamdulillah, ada kerabat yang berbaik hati mau mengangkut secara bergiliran dari rumah saya menuju bus yang menunggu di pom bensin dengan menggunakan mobilnya.
Menginjak H-3, semua barang peningset sudah selesai dikemas dengan cantik. Boleh dibilang persiapan kami sudah mencapai 95 persen. Tinggal menyiapkan mental saya untuk menghadapi hari H. Jujur saja ketika melihat peningset yang berjajar di kamar, saya mendadak jadi deg-degan sendiri. Bagaimana ntar saya saat berhadapan dengan seluruh keluarga dan kerabat Ivon, memang sih sebelumnya saya sudah diperkenalkan namun suasananya pasti beda banget kalau saat lamaran nanti. Lalu saya juga khawatir bagaimana nanti perjalanannnya, takut terjadi hal-hal yang tidak kami ingingkan.
Akhirnya saya serahkan semuanya pada Allah. Saya sudah berusaha mempersiapkannya segalanya dengan maksimal sesuai kemampuan saya, kini tinggal saya berdoa agar semuanya nanti berjalan lancar dan selamat tak kurang satu apapun.
Untuk sementara sampai di sini dulu ya ceritanya karena ternyata nulisnya jadi panjang gini, ntar ada lanjutannya cerita pas hari H alias lamaran. Semoga cerita saya ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, terutama bagi pria-pria yang akan mempersiapkan lamaran bagi pujaan hatinya
selamat ya mas ihwan..semoga diberi kelancaran utk semuanya. aminnn
hahaha sabar yah mas kalo belanja sama mb ivon, pokoknya kasih masukan..*buka rahasiah*
sarimbit yg kemarin ya wan, buat double D?selamat ya wan, akhirnya …. ini br meminang loh, blum kawinan =))
Mas Anang melamarku dg seperangkat alat naik gunung.. Mulai dr tenda, sleeping bag smpe kompor :-)Trus waktu hantaran nikah isinya bukan kebaya dsb.. Tapi celana lapangan, kaos lapangan, sendal gunung plus kue2 :-)Alhamdulillah kedua keluarga memaklumi…
hehe masalah tanggal pihake bojoku yo nggoleke tanggal pasaran sik apik nek aku ro keluargaku sih ora tekno mentingke, wong kabeh dino ki apik, ning gak ono salahe ngormati wong intine podo2 ngupayake sik paling apik kok
mana pfotonya mas?
semoga lancar sampai ke acara pernikahan ya 🙂
Makasih Mbak, aamiin ya robbal alamiin.
masa sih ? 😮
dibutuhkan kesabaran ekstraahhh.hmm kasih masukan malah jadi debat kok 😀
masa?Milihnya yg bagus dong..*pengalaman nemenin mb iv belanja
oh enggak dong, kami punya baju sendiri untuk hari istimewa kami.iyaa, doain lancar ya sampe ke sana.
Selamat yah… 🙂
Whuaaa unik sekali, sesuai dengan hobby kalian berdua yaaa.
alhamdulillah satu tahap terlewati… semangat ya! semoga lancar hari H nanti
Ikut bahagia bersama kalian berdua, semoga doa restu orang tua kalian memudahkan jalan menuju hari pernikahan yang membawa kebahagiaan seumur hidup.
Yg penting kedua belah pihak seneng wan ;-)Selamat mempersiapkan pernik2 dan segala sesuatunya utk hari H nanti yaaa.. Moga dilancarkan semua urusannya ya..
betul sekali Yo, aku berharap ntar pas penentuan tanggal akad nikah kedua keluarga saling menghargai tanggal yang diajukan karena demi kebaikan kami berdua kelak.
alhamdulillah… semoga lancar, wan
ntar dulu, sebenarnya udah aku upload tapi masih aku set privat 😛
aamiin, makasih Aya.semoga kamu juga segera mengikuti jejak kami ya, aamiin.
lha situ merasa wanita bukan? :D*kabuur*
iya yang bagus tapi aku bersyukur dia mau mengerti juga keadaanku, jadi carinya yang bagus tapi harganya agak miring he3
makasih Mus 🙂
aamiin, makasih doanya Mbak.
aamiin, makasih Bunda atas doanya.
wah hebat bentar lagi ada undangan. semoga lancar jaya segala urusan ya wan.urusan peningset biasanya cewe yg ribet, hebat ihwan mau sibuk juga.
jiah nanggung amat sih ceritanyapenasaran tauuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
aih kereeeeeeennnnnnnnnnnjarang-jarang nih yang begini
selamat ya buat Ihwan-Ivonsemoga lancar hingga hari Hdan langgeng selamanya 🙂
temenin belanja dulu sini, jd baru tau saya wanita atau bukan 😛
Semoga Allah meridhoi pernikahanmu kelak Wan. Selamat ya Wan
ngintip dlu ya :P*sibuksiap2kemalang*
Lamaran biru :DSelamat menuju hari H, moga lancar ya Wan 🙂
Kalau di tempat saya peningset kita malah nggak ikut-ikutan kecuali kalau oleh calon mertua diajak ikut milih-milih. Yang ribet ya mereka, pihak lelaki, kita tinggal terima aja.
aamiin, untuk sebulan ini pengin nyantai dulu, menikmati pencapaian kami ini.
aamiin, makasih Mbak.soalnya biar kami bisa memilih yang sesuai selera dan keinginan berdua.
kesian ntar kalo kepanjangan blognya.hihihi sabar aja Mbak pasti aku tulis lanjutannya.
aamiin, makasih banyak Mbak Arni.
boleh, asal ada biaya PP Malang-Jakarta plus akomodasi. masa ntar aku nemenin doang, ga diajak blanja juga 😛 *maruk*
Aamiin, makasih Ta.
hati-hati di jalan dek. jangan lupa oleh-olehnya 😛
kalo MBak Rien fave-nya warna apa?aamiin, makasih.
weh…..mbulet ya? *perasaan elu aja, Dan* :Dnek aku wingi mung teko, njaluk…wis langsung pareng sama Bapak hahahahhahaha– dikeplak —
aku juga gitu sebenarnya, wong Ibunya Ivon sudah mempercayakan Ivon padaku selama dia di Malang tapi kan ya tetep kita kudu menaati tradisi yang berlaku.ayo dong Dan ceritain tentang persiapan n pernikahanmu kemarin, biar kami-kami ini bisa sharing dan belajar gitu 🙂
iya ya…pancen angel nek manuti tradisikeluargaku ki dudune gak manut tradisi, nanging dipilihi, sing endi sing ora ngeribeti wong akeh hahahah dasare males kabeh sih :pmugi-mugi lancar nggih, Mas Ihwan…persis omongane mas Priyo, kabeh tanggal kuwi apik. Sing penting sah lan gak nyalahi syariahsing sabar kemawon menjelang dino-dino Hstrese luwih parah hahahahah– dikeplak maneh —
kalo keluarga kami ini macem-macem Dan, ada yang masih memegang kuat tradisi, ada yang milih ikut syariah Islam dimana semua tanggal itu baik, nggak ada yang namanya tanggal apes atau jelek.jadi aku dan Ivon hanya bisa mengikuti yang terbaik dan mendatangkan restu dari masing-masing keluarga. tapi ujung-ujungnya kita musti sadar kalo ga bisa memuaskan semua pihak, idealnya sih win-win solution.
aamiin, makasih doanya.semoga kamu juga bisa datang yaa.
percoyooo, wingi ae aku rasane yo stress, apalagi kalau ada perbedaan pendapat dan keinginan.
jadi, kapan nikahnya? hihi
sebelum aku jawab, aku tanya dulu, mana pacarmu? 😛
Lho lho lhoooooooooooooooooo, jd yg dimaksud ivon dia sudah lamaran itu ternyata sama dirimu? Ya Allah, ketinggalan brita banget saya ini. Selamet deh Wan, smg lancar ya urusannya
Iya Mbak he he hehmm kayak apa aja pake ketinggalan berita :Daamiin, makasih Mbak doanya.
Kyk udah 3th gak nonton berita wan, pdhl k2nya kontakku lha kok bs lewat tau2 dah mau naek plminan
Mbak Rin sibuk ngurus bebi mungkin n jadi juri kemarin.
semoga selanjutnya lancar ya wan.. ^^
aamiin, makasih Nit.
Semoga perjuangan yg berat di awal bs memudahkan di “perjalanan” berikutnya.Kalau gw sich cukup kasih uangnya, nanti do’i yg belanja,Wan 🙂
Aamiin, makasih doanya.kalau gue kan cowok baik hati, mau membantu pacarnya belanja 😛
selamat yah, smoga lancar acara lamarannya…salam jg buat ivon 🙂
kalo acara lamaranya udah kok Mbak, iya ntar aku sampekan.
mugi2 dilancarkeun ka sagala niat sareng usahana..!!..emang kalo di Malang, kudu ada selimut ya? kalo di Palembang keknya kudu ada kipas…kekekekekek
selamaaat yaa
kan daku nggak pacaran aja.. haha.. :))#krik
ternyata inti dari pemilihan tanggal jawa itu adalah menghindari tanggal2 kematian dan kesedihan lainnya, mengutamakan hari2 kelahiran atau kebahagiaan lainnya… makanya tadi rada heran waktu ceritanya sampe di pemilihan tanggal yang bertepatan dengan 100 hari itu… 😀 semoga lancar, aman, berkah semuanya…
congrats ya
Aih ada Aini anakku cantik si mata jeli. Apa kabar Ni?
waw…seruuu..buat pelajaran nih…dtunggu lg ah ceritanya 😀
Hai Ibu ada disini juga ternyata. Kabar baik bun 🙂 Bunda kabarnya bagaimana? Sehat? Aku terkesima baca tulisan diatas soal persiapan lamaran 😀 wahhhh detail banget
ga tau juga ya bro, dari dulu selalu pake selimut. mungkin karena Malang dingin kali yaa :Demang di Palembang panas ya kok kudu ada kipas 😛
Makasih Mbak Yelly.
Aamiin Ya Robbal Alamiin.
thanks ya.
oke, tunggu lanjutannya ya.
Seru ya.. foto2 peningsetnya mana Wan, pengen liat dalemannya yg berwarna biru 🙂 btw selamat yaa..smoga sukses dan lancar sampai hari H nya
Ihwan, selamat yaaa 🙂
Bu Icho nggak lihat tempatnya Ivon tah? Ada lho di sana.
Mas Ihwan, selamat yaaa…Alhamdulillah, senang rasanya membaca jurnal ini. Jadi ada sedikit gambaran buat saya untuk ke depannya :)Semoga lancar ya sampai hari H dan seterusnya. Langgeng sampai ajal memisahkan 🙂
Oh ya..ada di tempatnya Ivon yaa… siap meluncur aaah penasaran 🙂
Selamat kak Ihwan. Semoga lancar jaya, aamiin
traktiraaaan
traktiran nang wapo ngarep unair hehehe
traktiran yo nang malang tha 😛
horeee ada yang baru kelar lamaran..moga2 lancar sampe hari H nanti ya Mas Ihwan..Mbak Ivone 🙂
Amin.makasih ya mbakSalam kenal dr saya 🙂
bukannya situ dulu yang kudu nraktir? ;P
bukannya samasama ribet mbak? kan dikasih juga balesan ke pihak laki? keempat adiku nikah gitu mbak.. juga sodarasodara.. mereka sih belanja sendirisendiri malah.. ada yang barengan.. tapi iya kebanyak yang sibuk pihak laki, soale kasihnya lebih banyak.. pihak perempuan sih cuma kasih makanan balesan dan beberapa “hadiah” juga..
ini dimana yah….*garuk2*