Dalam ilmu psikologi terdapat banyak sekali penggolongan sifat dan karakter manusia, salah satu yang paling sederhanan dan banyak diketahui orang adalah introvert dan ekstrovert. Orang introvert identik dengan sifat pemalu, suka menyendiri, tertutup, sedikit berbicara dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Sedangkan ekstrovert adalah kebalikan dari itu semua.

Saya sendiri membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui bahwa diri saya ini adalah seorang introvert. Sebelumnya saya suka merasa sedih tatkala mendapati kenyataan bahwa saya susah sekali membaur dengan lingkungan sekitar, bahkan dengan kerabat sekalipun. Ketika berada di lingkungan yang baru, biasanya saya lebih banyak diam. Penyebabnya ada dua, yang pertama karena emang lagi pengin diam atau tidak tahu harus ngobrolin apa.

Ditambah lagi dengan posisi saya yang terlahir sebagai anak bungsu membuat saya sedikit lebih diprotektif dibandingkan dengan kakak-kakak saya. Boleh dibilang masa kecil saya lebih banyak saya habiskan di dalam rumah sehingga tidak heran ketika memasuki bangku sekolah saya mengalami kesulitan dalam membaur dengan teman-teman baru. Apalagi pas jaman TK dan masih kelas satu SD, bawaanya pengin pulang aja karena tidak kunjung merasa nyaman dan nyambung dengan teman-teman saya.

Hal ini terbawa terus sampai saya menginjak dewasa, saya selalu merasa gugup dan grogi kalau bertemu dengan orang asing. Ada saja ketakutan yang muncul: kalau saya tetap diam terus nggak ide untuk ngobrol gimana? Kalau dicap pendiam sih udah kebal, nggak enaknya itu kalau dicap sombong atau freak. Kalau udah gitu, pasti muncul pikiran pasti dunia saya akan lebih mudah dan menyenangkan jika saya dilahirkan menjadi seorang ekstrovert.

Memasuki dunia kerja, tantangan lebih berat lagi karena saya bekerja di perpustakaan dimana saya harus menghadapi orang banyak dan berganti-ganti tiap hari. Sungguh suatu penyesuaian yang cukup berat saat itu. Seringkali saya diledekin teman karena saya cenderung pemalu dan pelan banget ngomongnya sehingga kadang pengunjung perpustakaan tak mengerti atau tak mendengar apa yang saya katakan. Saya pun sadar kalau saya tidak bisa terus-terusan terkungkung dalam sifat introvert ini.
Akhirnya saya mencoba untuk lebih terbuka dan mengikis sifat pemalu saya ini. Diawali dengan lebih keras volumenya ketika melayani pengunjung perpustakaan, kadang kalau sama pengunjung yang sering ke perpustakaan saya mencoba ngomong basa-basi. Yaa ada hasilnya sih usahanya saya itu, saya jadi nggak grogian jika menghadapi orang baru. Namun tetap, naluri saya sebagai introvert tak bisa dibohongi. Jika sepulang kerja gitu biasanya saya suka merasa ‘lelah’, bukan lelah fisik namun lelah perasaan. Biasanya saya langsung masuk kamar dan berdiam diri gitu. Hal ini emang lumrah terjadi pada orang introvert, setiap kali habis berinteraksi maka mereka membutuhkan waktu untuk me-recharge baterai diri mereka.

Dunia internet, terutama blog, menjadi jalan tol bagi saya untuk mengikis sifat introvert dan mencoba lebih terbuka pada orang lain. Orang introvert biasanya mempunyai media sendiri untuk lebih bebas dan lepas mengekspresikan diri mereka. Ada yang lewat media tulisan, gambar dan musik. Nah saya lebih cocok lewat media yang pertama.

Melalui tulisan di blog saya tak lagi merasakan ketakutan berinteraksi dengan orang asing, saya merasa lebih bebas dan lepas menyampaikan apa yang ada di dalam hati dan pikiran saya. Apalagi dengan interaksi yang hampir tiap hari saya jadi merasa lebih mudah menyesuaikan diri sehingga terbentuk keakraban dan kekeluargaan yang bahkan melebihi apa yang saya rasakan dengan teman di dunia nyata. Tapi tentu saja tidak semua bisa seperti itu, meski di dunia tulis-menulis tetap saja dibutuhkan chemistry agar bisa nyambung dalam berinteraksi.

Tidak hanya di blog, saya lebih berani lagi menyampaikan ide dan kreasi saya lewat buku. Meski interaksinya hanya satu arah dan tidak langsung namun tetap saja membutuhkan keberanian tersendiri bagi saya karena apa yang kita tulis biasanya akan menimbulkan persepsi dalam diri orang yang membacanya. Karena menghindari kesulitan berinteraksi dengan orang lain pulalah, saya kurang tertarik untuk join di organisasi kepenulisan yang ada di kota saya. Ada juga sih penyebab lainnya, karena aliran menulis saya berbeda dengan aliran yang dianut organisasi tersebut.

Kenyamanan berinteraksi melalui media tulisan sedikit ‘terusik’ manakala muncul beberapa ‘konsekuensi’ dari apa yang saya tulis di blog dan buku.

Dari pertemanan melalui blog, muncul ‘konsekuensi’ berupa ajakan kopdar dari teman-teman yang selama ini sudah akrab di dunia maya. Dari buku, muncul ‘konsekuensi’ mempromosikan buku melalui acara bedah buku. Kedua hal itu memunculkan lagi ketakutan saya berinteraksi dengan orang baru.

Saya takut membayangkan reasi teman-teman blog saya kalau mengetahui bahwa saya ternyata tidak serame ketika berinteraksi di dunia maya. Saya takut mereka akan berubah sikapnya atau bahkan memandang saya sebagai orang yang aneh.
Saya takut membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan ketika bedah buku. Kalau sampai jawaban saya tidak memuaskan atau bahkan tidak mampu menjawab sama sekali pasti para pembaca itu akan meragukan kemampuan saya dalam menulis.

Saya lalu berusaha menyingkirkan ketakutan-ketakutan itu dengan mengatakan pada diri saya bahwa manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya interaksi dengan orang lain. Karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang masih membutuhkan orang lain. Maka tidak ada alasan bagi saya untuk memelihara rasa takut itu, harus dihadapi, kalau bisa dihilangkan.

Kalau teman-teman blog saya berubah sikapnya dan nggak mau berteman lagi setelah tahu saya aslinya gimana ya udah nggak apa-apa, berarti mereka tidak bisa menerima saya apa adanya. Kalau para pembaca itu meragukan kemampuan menulis saya karena saya tak bisa menjawab pertanyaan saya, berarti memang saya masih haru banyak belajar. Lagian juga masih pemula tho, jadi wajar kalau masih kelagepan menghadapi pembaca. Itulah sugesti-sugesti yang saya tanamkan pada diri saya untuk menyingkirkan ketakutan saya tersebut.

Dan Alhamdulillah, ketakutan saya tersebut ternyata tidak sampai terjadi. Meski teman-teman blog tahu saya aslinya introvert namun kami tetap asyik berinteraksi di dunia maya. Sayapun juga bisa menjawab dengan baik pertanyaan para pembaca.

Kalau sekarang ditanya, apakah ketakutan saya berinteraksi dengan orang baru/asing sudah hilang? Maka dengan jujur saya jawab, belum.

Rasa takut itu masih ada, namun dengan kadar yang lebih kecil. Saya tidak berkeinginan untuk menghilangkannya karena saya masih ingin merasakan rasa deg-degan dan groginya ketika berkenalan dengan orang asing dan kopdar dengan teman dunia maya ataupun bertemu pembaca buku saya. Bagi saya itu seru. Ibarat garam atau cabai dalam sebuah masakan, rasanya ada yang kurang gitu kalau nggak ada rasa asin atau pedas yang terasa di lidah kita.

jumlah kata 1007

coba ikutan Lombanya Mbak Lesy, ga tau neh cocok apa nggak dengan temanya? he3

About Mr. Moz

Berjiwa muda dan semangat dalam berkarya

Satu tanggapan »

  1. wib711 berkata:

    panjaanggggg rek

  2. rengganiez berkata:

    wahh jadi deg2an jika nanti kopdar sama Ihwan 🙂

  3. wib711 berkata:

    kok saya baca buku xeroxgrapher sepertinya berlawanan ya dengan apa yang ihwan tulis disini, di buku lebih funky gitu.

  4. nanazh berkata:

    hingga sekarang saya masih bingung intro apa extro ya saya ni hehehe

  5. fightforfreedom berkata:

    nawhi said: Rasa takut itu masih ada, namun dengan kadar yang lebih kecil. Saya tidak berkeinginan untuk menghilangkannya karena saya masih ingin merasakan rasa deg-degan dan groginya ketika berkenalan dengan orang asing dan kopdar dengan teman dunia maya ataupun bertemu pembaca buku saya. Bagi saya itu seru. Ibarat garam atau cabai dalam sebuah masakan,

    Asyik juga ya kalo bisa deg-degan gitu, apalagi bisa sport jantung segala 🙂

  6. srisariningdiyah berkata:

    curcol bgt niy wan… cemangat!hehe

  7. nawhi berkata:

    wib711 said: panjaanggggg rek

    cuma dua halaman lebih dikit 😛

  8. nawhi berkata:

    rengganiez said: wahh jadi deg2an jika nanti kopdar sama Ihwan 🙂

    ga kebalik tha Mbak? saya pasti jauh lebih deg2an, takut disambal he3

  9. nawhi berkata:

    wib711 said: kok saya baca buku xeroxgrapher sepertinya berlawanan ya dengan apa yang ihwan tulis disini, di buku lebih funky gitu.

    nah inilah salah satu contoh persepsi dari pembaca he3kan emang ceritanya komedi jadi ya harus funky penggambaran tokohnya.

  10. nawhi berkata:

    nanazh said: hingga sekarang saya masih bingung intro apa extro ya saya ni hehehe

    gimana kalau ganda campuran he3

  11. nawhi berkata:

    fightforfreedom said: Asyik juga ya kalo bisa deg-degan gitu, apalagi bisa sport jantung segala 🙂

    saya kalau nanti mau ketemu Mas Iwan pasti deg-degan 🙂

  12. nawhi berkata:

    srisariningdiyah said: curcol bgt niy wan… cemangat!hehe

    padahal ga niat curcol lho, mungkin emang udah default curcol yak :))btw Mbak Arie ini yang bisa buat referensi, secara udah kopdar dua (atau tiga yak) apakah Ihwan versi dunia nyata serame di dunia maya? 😀

  13. roelworks berkata:

    Kalau nulis kerasa extrovert (soalnya narsis ria) …..again…keyboard aren’t the windows to the soul…the eyes are…*apaseeeeeeeeee*

  14. nawhi berkata:

    roelworks said: Kalau nulis kerasa extrovert (soalnya narsis ria) …..again…keyboard aren’t the windows to the soul…the eyes are…*apaseeeeeeeeee*

    sekarang udah nyoba ngerem Mas, dimulai dari setting pembaca blog, trus mengurangi ngeblog tiap hari (asik di sebelah soalnya he3) agar lebih fokus nulis buku.

  15. jampang berkata:

    semangatttt….

  16. gambarpacul berkata:

    meh mirip karo aku..

  17. bundel berkata:

    Kalau saya jadi njenengan saya nggak akan peduli pada apa kata orang tentang jurnal-jurnal atau blog saya pada umumnya, saya akan terus menulis sebebas-bebasnya, karena itu mengikis sifat introvert kita lho. Jadi saya tetap akan ngeblog di sini setiap hari tanpa peduli apa kata orang.

  18. boemisayekti berkata:

    Nggak nyangka. . .,dunia tulis lebih lepas yak ^^

  19. nawhi berkata:

    jampang said: semangatttt….

    makasih Mas.

  20. nawhi berkata:

    gambarpacul said: meh mirip karo aku..

    mosok seeh? :Dayo ditulis juga kalo gitu.

  21. nawhi berkata:

    bundel said: Kalau saya jadi njenengan saya nggak akan peduli pada apa kata orang tentang jurnal-jurnal atau blog saya pada umumnya, saya akan terus menulis sebebas-bebasnya, karena itu mengikis sifat introvert kita lho. Jadi saya tetap akan ngeblog di sini setiap hari tanpa peduli apa kata orang.

    he he he iya Bun, saya juga akan tetap menulis kok, penginnya bisa menulis sampai tua dan mati nanti, aamiin.kalau saya nggak nulis tiap hari, agar energy nulisnya bisa dialihkan ke nulis buku.

  22. gambarpacul berkata:

    nawhi said: mosok seeh? :Dayo ditulis juga kalo gitu.

    aku malah mbukak identitas neng blog durung suwe…

  23. nawhi berkata:

    boemisayekti said: Nggak nyangka. . .,dunia tulis lebih lepas yak ^^

    yupe, Allah memang Adil, hambanya yang kurang bisa lepas dalam berkata-kata diberi kemudahan dalam menuliskan apa yang ada di pikiran n perasaannya.

  24. nawhi berkata:

    gambarpacul said: aku malah mbukak identitas neng blog durung suwe…

    oh gitu, kenapa kok akhirnya memutuskan dibuka Mas?

  25. martoart berkata:

    si introvert buka-bukaan…

  26. nawhi berkata:

    martoart said: si introvert buka-bukaan…

    he he he ditunggu Om Marto buka-bukaan 😀

  27. gambarpacul berkata:

    nawhi said: oh gitu, kenapa kok akhirnya memutuskan dibuka Mas?

    sudah waktunya kali…hi..hi..

  28. nawhi berkata:

    gambarpacul said: sudah waktunya kali…hi..hi..

    sekalian sama HS-nya dong kalo gitu 😛

  29. ivoniezahra berkata:

    Berarti wkt pertma kali ketemu saya, dulu deg-degan juga ya?berubah extrovert stlh nyambung khan kalo smsan sm sy? 😀

  30. t4mp4h berkata:

    nawhi said: he he he ditunggu Om Marto buka-bukaan 😀

    itu bukan xenophobia, tp saruphobia

  31. wayanlessy berkata:

    Ihwan, makasi banyak ya sudah berpartisipasi dan menyumbangkan tulisan dari pengalaman pribadi Ihwan di sini. Ketika baca tulisan ini, terutama pas bagian Ihwan sempat jadi sedih, saya jadi ingat data bahwa memang di dalam pergaulan sosial nampaknya menjadi manusia ekstrovert lebih mudah dan dunia ini seolah dikuasi oleh kekuatan para ekstrovert sehingga seringkali membuat introvert merasa berkecil hati dan makin enggan membuka komunikasi dan potensi diri mereka kepada dunia.Aku salut melihat Ihwan berusaha untuk membuka diri dan berlatih untuk berkomunikasi, sebab menjadi introvert bukan berarti nggak bisa komunikasi dan mengutarakan pemikiran, kan ya Wan?In my huble opinion, jika memang Ihwan introvert, so be it. jangan memaksakan diri menjadi ekstrovert. Sebab menjadi introvert punya kekuatan sendiri. Rosa Parks dan Angela Merkel contohnya adalah orang-orang yg introvert akan tetapi punya kekuatan yg luar biasa dampaknya terhadap masyarakat. *Sorry Wan, yg langsung keinget spontan langsung nama cewek, namanya juga komen spontan embak-embak :P*Aku ingin banget merekomendasikan sebuah buku buat Ihwan, sebuah buku yg langsung muncul di detik pertama saat baca postingan ini: “Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking” karya Susan Cain.Aku belum selesai baca buku ini, baru baca cepat dan suka banget. Buruuu aja bbrp hari lalu, masih fresh banget diingatan, jadi apal luar kepala judulnya, moga2 gak salah. Insya ALLAH cocok buat Ihwan.Sekali lagi makasih banyak atas naskahnya ya Ihwan, sudah nggak mau diedit lagi kan? *belagu banget nanya gini ke publisher :P*Semangat!!

  32. wayanlessy berkata:

    ups..ternyata pas dienter panjang bener komennya…maap…efek abis makan, banyak energi 😀

  33. siantiek berkata:

    nawhi said: Saya tidak berkeinginan untuk menghilangkannya karena saya masih ingin merasakan rasa deg-degan dan groginya ketika berkenalan dengan orang asing dan kopdar dengan teman dunia maya ataupun bertemu pembaca buku saya

    nanti ketemu gw deg2an ga ya? :Pkok gw malah ngebayangin pas ketemu salaman, basa basi trus diem2an deh :))))

  34. nanazh berkata:

    nawhi said: gimana kalau ganda campuran he3

    hidup ini adalah permainan *halah

  35. tintin1868 berkata:

    udah pernah ketemu ihwan.. ga ada deh malu-nya? ramah dan rame yang ku tangkap..

  36. lovusa berkata:

    nawhi said: Ketika berada di lingkungan yang baru, biasanya saya lebih banyak diam.

    samaaaa banget. lebih banyak diam n mengamati 🙂

  37. ibuseno berkata:

    lovusa said: samaaaa banget. lebih banyak diam n mengamati 🙂

    Samaan juga… lingkungan baru, yg di kenal cuma dikit..wah bisa2 saya bengong aja deh, untung skrng mah ada gadget yg bisa nemani 🙂

  38. dieend18 berkata:

    seperti kesan pertama yang aku tangkep waktu kopdar ama kamu… ternyata Ihwan itu aslinya pendiem yaaa… :)aku juga aslinya introvert…, makanya aku merasa lebih nyaman untuk kerja di belakang komputer daripada harus berhadapan ama orang banyak.. tapi temen2ku gak ada yg bilang aku pendiem, kalo yg bilang freak sih banyak… hahaha.. curcol… 😀

  39. srisariningdiyah berkata:

    nawhi said: padahal ga niat curcol lho, mungkin emang udah default curcol yak :))btw Mbak Arie ini yang bisa buat referensi, secara udah kopdar dua (atau tiga yak) apakah Ihwan versi dunia nyata serame di dunia maya? 😀

    emang kita pernah ketemu?*amnesia mendadak*

  40. debapirez berkata:

    jd pengen ketemu sama Ihwan 🙂

  41. edwinlives4ever berkata:

    nawhi said: Saya takut membayangkan reasi teman-teman blog saya kalau mengetahui bahwa saya ternyata tidak serame ketika berinteraksi di dunia maya. Saya takut mereka akan berubah sikapnya atau bahkan memandang saya sebagai orang yang aneh.

    Some people have the talent to express themselves verbally, some can only do it in writing.It’s what in your mind that matters. As long as your journals reflect your own mind, then you can’t be too different from what you are in your journals.

  42. darnia berkata:

    Introvert enggak aneh kok, Mas..Malah kayaknya kebanyakan penulis/artist/tukang bikin karya (apalah kita menyebutnya) adalah orang-orang introvert.Jadi orang ekstrovert juga enggak sebagus bayangan kita. Malah kebanyakan orang yang ekstrovert (kalo manut bukunya Dale Carnegie yg personality plus, namanya Sanguin Populer dan Koleris Kuat yang dominan) malah enggak peka sama sekelilingnya

  43. wayanlessy berkata:

    — LOCKED —

  44. ivoniezahra berkata:

    srisariningdiyah said: emang kita pernah ketemu?*amnesia mendadak*

    kalau dengan ini jadi bukti otentik gak mbak?

  45. nawhi berkata:

    Cieee Ndut bisa pasang gambar di komen sekarang he3 siapa dulu dong gurunya 😉

  46. ivoniezahra berkata:

    nawhi said: Cieee Ndut bisa pasang gambar di komen sekarang he3 siapa dulu dong gurunya 😉

    kepreeeeeeet, fotomu kok culun amit yah 😛 :))

  47. edwinlives4ever berkata:

    ivoniezahra said: kalau dengan ini jadi bukti otentik gak mbak?

    Soooooo formal! What’s the occasion?

  48. nawhi berkata:

    edwinlives4ever said: Soooooo formal! What’s the occasion?

    pernikahan adiknya Mbak Arie yang dapat cewek Malang.

  49. nawhi berkata:

    ivoniezahra said: Berarti wkt pertma kali ketemu saya, dulu deg-degan juga ya?berubah extrovert stlh nyambung khan kalo smsan sm sy? 😀

    deg-degan ga ya duluu? ga kok he3eaaa buka kartu.

  50. nawhi berkata:

    t4mp4h said: itu bukan xenophobia, tp saruphobia

    kalo yang saru-saru, lebih banyak yg demen Mas 😀

  51. nawhi berkata:

    wayanlessy said: Ihwan, makasi banyak ya sudah berpartisipasi dan menyumbangkan tulisan dari pengalaman pribadi Ihwan di sini.

    sama-sama Mbak, makasih juga udah adain lomba Xeno lagi. dulu yg pertama ga ikutan soalnya masih nggak ngeh apa itu xenophobia.

  52. nawhi berkata:

    wayanlessy said: Aku salut melihat Ihwan berusaha untuk membuka diri dan berlatih untuk berkomunikasi, sebab menjadi introvert bukan berarti nggak bisa komunikasi dan mengutarakan pemikiran, kan ya Wan?

    Makasih Mbak, usahaku itu terdorong karena kebutuhan untuk aktualisasi diri dan tuntutan dalam pekerjaan.bener banget Mbak, makanya aku bersyukur sekali diberi anugerah bisa menyampaikan ide dan pikiran melalui tulisan.nggak kebayang kalau tidak ada media tulisan atau lainnya, mungkin orang introvert makin terpuruk karena tidak bisa berkomunikasi dengan baik sama orang-orang di sekitarnya dan menunjukkan potensi di dalam dirinya.

  53. nawhi berkata:

    siantiek said: nanti ketemu gw deg2an ga ya? :Pkok gw malah ngebayangin pas ketemu salaman, basa basi trus diem2an deh :))))

    kita liat saja nanti MBak :))diam2an sambil nulis qn di mp masing2 yak? 😛

  54. edwinlives4ever berkata:

    nawhi said: pernikahan

    Ah, that figures.

  55. nawhi berkata:

    tintin1868 said: udah pernah ketemu ihwan.. ga ada deh malu-nya? ramah dan rame yang ku tangkap..

    kan sekarang saya udah bisa lebih terbuka dan ga pemalu Mbak.coba kalau ketemunya 5 tahun yang lalu he3

  56. nawhi berkata:

    lovusa said: samaaaa banget. lebih banyak diam n mengamati 🙂

    toss Mbak.

  57. nawhi berkata:

    ibuseno said: lingkungan baru, yg di kenal cuma dikit..wah bisa2 saya bengong aja deh, untung skrng mah ada gadget yg bisa nemani 🙂

    jadi nggak sampai mati gaya yo Teh? he3ada gadget buat pelarian.

  58. nawhi berkata:

    dieend18 said: seperti kesan pertama yang aku tangkep waktu kopdar ama kamu… ternyata Ihwan itu aslinya pendiem yaaa… :)aku juga aslinya introvert…, makanya aku merasa lebih nyaman untuk kerja di belakang komputer daripada harus berhadapan ama orang banyak.. tapi temen2ku gak ada yg bilang aku pendiem, kalo yg bilang freak sih banyak… hahaha.. curcol… 😀

    aaah jadi malu deh dibuka kartunya sama Dee :Dmungkin juga karena Ndut orangnya rame, jadi akunya kebanting deh. padahal sekarang udah ga pendiam2 banget kayak dulu.naaah itu diaa yang aku rasain Dee selama ini, pengiin deh ngerasin kerja di dalam aja.hahahaha freaknya kenapa? kasih contoh dong kakaaa.

  59. nawhi berkata:

    srisariningdiyah said: emang kita pernah ketemu?*amnesia mendadak*

    udah dikasih bukti otentik sama Ndut 😛

  60. nawhi berkata:

    debapirez said: jd pengen ketemu sama Ihwan 🙂

    saya nggak pengin tuh ketemu Dedi ahahahaha*dikeplak*

  61. ivoniezahra berkata:

    tintin1868 said: udah pernah ketemu ihwan.. ga ada deh malu-nya? ramah dan rame yang ku tangkap..

    tapi belum ketemu aku yah mbak :)Dulu pertama ketemu aku, ngakunya kayak ketemu teman lama lho mbak 😀

  62. nawhi berkata:

    edwinlives4ever said: As long as your journals reflect your own mind, then you can’t be too different from what you are in your journals.

    dulu perbedaannya ya nggak sampe mencolok banget Mas, hanya di sisi ramenya aja.kalau saya ngomong ya sama dengan apa yang saya tulis, begitu juga sebaliknya.

  63. nawhi berkata:

    darnia said: Malah kebanyakan orang yang ekstrovert (kalo manut bukunya Dale Carnegie yg personality plus, namanya Sanguin Populer dan Koleris Kuat yang dominan) malah enggak peka sama sekelilingnya

    uhmm gitu yamungkin karena mereka udah keasyikan menunjukkan siapa mereka (dalam hal ini melalui pembicaraan) sehingga lupa untuk mendengarkan sekelilingnya. nyerocos aja terus, sampe ga sadar kalau orang-orang yang diajak bicara sebenarnya udah bosen dengernya he3

  64. nawhi berkata:

    ivoniezahra said: tapi belum ketemu aku yah mbak :)Dulu pertama ketemu aku, ngakunya kayak ketemu teman lama lho mbak 😀

    moga bisa ketemu kapan2eaaa apa buka kartu mulu dari tadi.*kekepin*

  65. itsmearni berkata:

    baru baca yang iniwah klo saya ketemu Ihwan, saya pastinya bakal malu-malu deh khan aslinya saya pemalu 😀

  66. nawhi berkata:

    itsmearni said: khan aslinya saya pemalu 😀

    aaah ga percayaaaa bangettt, ini pitnaaah :))

  67. itsmearni berkata:

    nawhi said: aaah ga percayaaaa bangettt, ini pitnaaah :))

    ini pitnessssssssssssss

  68. siantiek berkata:

    nawhi said: kita liat saja nanti MBak :))diam2an sambil nulis qn di mp masing2 yak? 😛

    hooh, trus komen2an QN masing2 deh :)))orang gembluuuung kalo kejadian kek gt

  69. ranumber77 berkata:

    Takpikir Xerophobia (alergi tukang fotokopi) #halah.

  70. nawhi berkata:

    ranumber77 said: Takpikir Xerophobia (alergi tukang fotokopi) #halah.

    wkwkwkwk xero dari kata xeros itu artinya kering Mas, jadi takut sama yang kering2.

  71. insandhoifhijrah berkata:

    nawhi said: Ketika berada di lingkungan yang baru, biasanya saya lebih banyak diam. Penyebabnya ada dua, yang pertama karena emang lagi pengin diam atau tidak tahu harus ngobrolin apa.

    sama banget dengan saya. bedanya : 1. saya sudah menyadari klo saya introvert dari dulu mpe skrg, menikmatinya dan masi terus berjuang bisa survive dgn karakter ini, 2. di dunia maya saya juga tetap introvert, he3x…..

  72. nawhi berkata:

    insandhoifhijrah said: di dunia maya saya juga tetap introvert, he3x…..

    wah berarti introvert sejati neh ya, kenapa ga mencoba membuka diri sedikit aja untuk dunia luar?

  73. insandhoifhijrah berkata:

    nawhi said: wah berarti introvert sejati neh ya, kenapa ga mencoba membuka diri sedikit aja untuk dunia luar?

    kayaknya sudah membuka diri sedikit =)

  74. onit berkata:

    nawhi said: kalau saya tetap diam terus nggak ide untuk ngobrol gimana? Kalau dicap pendiam sih udah kebal, nggak enaknya itu kalau dicap sombong atau freak.

    hehe pengen komen yg ini wan.pede aja lagih, bahkan kalo perlu bangga dicap sombong atau freak. dicap oleh orang lain berarti kesanmu begitu kuatnya buat orang itu xixixixixi…

  75. onit berkata:

    wayanlessy said: In my huble opinion, jika memang Ihwan introvert, so be it. jangan memaksakan diri menjadi ekstrovert. Sebab menjadi introvert punya kekuatan sendiri. Rosa Parks dan Angela Merkel contohnya adalah orang-orang yg introvert akan tetapi punya kekuatan yg luar biasa dampaknya terhadap masyarakat. *Sorry Wan, yg langsung keinget spontan langsung nama cewek, namanya juga komen spontan embak-embak :P*Aku ingin banget merekomendasikan sebuah buku buat Ihwan, sebuah buku yg langsung muncul di detik pertama saat baca postingan ini: “Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking” karya Susan Cain.Aku belum selesai baca buku ini, baru baca cepat dan suka banget. Buruuu aja bbrp hari lalu, masih fresh banget diingatan, jadi apal luar kepala judulnya, moga2 gak salah. Insya ALLAH cocok buat Ihwan.

    setujuuu sama komen yg ini..semoga bukunya susan cain cepet keluar versi terjemahannya.. biar ihwan bisa baca 🙂

  76. nurusyainie berkata:

    Kalau saya mungkin semi. Berada diantara introvert dan ekstrovert. Kalau sama anak2 atau di bawah usia saya, saya lebih mudah ngajak ngobrol duluan. Bahkan bisa sangat cerewetTapi kalau di atas usia saya, saya lebih banyak dieeeem. Gak tau gimana mulai pembicaraan dengan mereka. Pas mulai pembicaraan, eh gak nyambung *gubrakMakanya saya lebih banyak gaul sama anak2 atau remaja dibanding ngumpul sama emak2 hehehe… 🙂

Tinggalkan Balasan ke dieend18 Batalkan balasan