[Mozaik Enju] Diare Oh Diare

Sudah dua hari Ndut kena diare. Penyebabnya masih simpang siur, (eaaa bahasanya serius banget), apakah karena dia minum susu hamil sebelum sarapan ataukah karena makan kangkung oyot (kangkung yang dijual dengan akarnya). Kemarin diarenya mencapai puncaknya karena Ndut seharian bolak-balik ke kamar mandi.Saya tentu saja kuatir, takut kalau diarenya itu berakibat pada baby Enju. Yang bikin bingung dengan kondisi Ndut yang lagi hamil tentu tidak boleh sembarangan mengkonsumsi obat, apalagi sekarang masih trimester awal, masa-masa yang rawan. Kalau kata Bulek sih minum obat diare warung aja nggak apa-apa. Saya lalu coba gugling tentang penyakit diare pada ibu hamil dan pengobatannya. Ternyata memang nggak boleh sembarangan dikasih obat diare, sebab obat yang dikonsumsi ibu bisa ikut terserap janinnya melalui plasenta. Dan akibatnya bisa buruk. Waduh ya udah wes, nggak mau ambil resiko. Saya lalu coba tanya ke temen-temen yang pernah hamil atau lagi hamil dan semua bilang kalau mereka juga nggak berani minum obat diare sembarangan, lebih milih obat tradional seperti minum oralit atau teh pahit.

Sepulang kerja kami berdua akhirnya sepakat pergi ke dokter, daripada berspkulasi dalam pengobatan. Apalagi di qn-nya Ndut ada salah satu kontaknya yang bercerita kalau dia dulu kehilangan bayi yang dikandungnya gara-gara diare, Naudzubillah.

Kami memilih pergi ke klinik BKIA yang ada di rumah sakit RKZ, alasannya karena kakak-kakak saya dulu pas melahirkan anaknya juga di sana. Trus juga kedua bibi saya juga kerja di sana jadi lebih enak gitu. Sehabis maghrib kami langsung berangkat karena menurut Bulek jam praktek Dr.Reny (dokter kandungan yang kami pilih) itu hanya satu yaitu dari jam 18.00 sampai 19.00.

Eaalaah ternyata Bulek salah lihat kayaknya, karena jam praktek Dr.Reny itu dari jam 19.00 sampai 21.00, jadilah kami menunggu satu jam di sana. Mana saya aslinya masih sakit kepala dan demam, tahu gitu kan saya bisa makan malam dan minum obat dulu, tapi nggak apa-apalah, demi baby Enju ini.

Sekitar jam tujuhan asisten Dr. Reny datang, Ndut segera saya suruh mendaftarkan diri. Alhamdulillah dapat nomer urut dua. Pas menunggu pasien pertama, Ndut pergi ke toilet karena merasa mules. Saya tunggu-tunggu kok lama, akhirnya saya susul deh ke toilet. Syukurlah nggak apa-apa, dia hanya buang air kecil.

Tak lama setelah kami balik dari toilet, Ndutpun dipanggil masuk ke ruang praktek.
Dr.Reny lalu menanyakan sebab-sebab diare yang dialami Ndut, setelah itu baru diperiksa.

“Ini tadi habis kencing ya, kok kandung kemihnya kosong,” saya mendengar suara Dr.Reny bertanya pada Ndut. Saya sebenarnya pengin ikut lihat juga pas perutnya Ndut di-USG tapi saya ragu boleh apa enggak sama dokternya.

“Janinnya masih hitungan minggu jadi belum keliatan, apalagi tadi kandung kemihnya kosong jadi makin susah lihatnya. Dek Ivon minum air dulu ya sampai terasa mau kebelet pipis, baru nanti saya periksa lagi,” ucap Dokter Reny pada kami.
Walaah, ada-ada aja deh. Tahu gitu ndut jangan pipis dulu tadi he he he.

Saya lalu segera membeli air mineral di luar RKZ karena kantin di dalam tutup. Untung deh tak jauh dari RKZ ada took serba ada. Biar Ndut nggak kembung minum air aja, saya beli juga camilan untuk berdua.

Sampai habis satu botol kecil, Ndut belum juga kebelet pipis. Hmm emang sebenarnya nggak habis satu botol sih karena minumnya berdua dengan saya. Saya lalu pergi membeli air mineral lagi.
Setelah habis hampir setengah botol, Ndut udah merasa kebelet pipis. Untung pasien sebelumnya udah kelar periksanya jadi kami bisa langsung masuk.

Pada pemeriksaan kedua ini, saya coba tanya ke Dr.Reny apa boleh ikutan lihat. Beliau menjawab tentu saja boleh.
Setelah Ndut naik ke ranjang, perutnya diolesi semcam gel oleh asisten Dr.Reny. Kemudian Dr.Reny meratakan gel tersebut dengan alat USG-nya. Saya melihat dengan rasa penasaran menanti penampakan baby Enju di rahim Ndut.

“Lho ini airnya belum jadi air kencing, kandung kemihnya masih kosong,” kata Dr,Reny sambil menunjuk pada layar USG.
“Tapi tadi udah kebelet pipis rasanya Dok,” jawab Ndut.
“Ya udah nggak apa-apa, lain kali di-USG lagi ya.”

Dr.Reny menuliskan resep obat untuk Ndut, ada dua macam. Obat pertama dosisnya lebih rendah dari obat kedua. Untuk pengobatan awal diminum obat yang pertama dulu, kalau sehari belum sembuh juga diarenya baru minum obat kedua. Beliau juga menjelaskan pantangan-pantangan bagi Ndut, nggak boleh makan yang kasar-kasar dulu, makan bubur aja. Juga nggak boleh makan sayuran dulu sebelum diarenya sembuh. Trus saya juga tanya apa boleh makan sup buntu secara sebelum pergi ke rumah sakit Ndut ngidam pengin sup buntut. Oleh Dr.Reny dijawab, nggak boleh, kudu sembuh dulu diarenya.
Langsung deh Ndut manyun dan merajuk gitu

Sambil keluar dari RKZ saya berusaha membujuk Ndut agar mematuhi anjuran dokter, saya bilang kalau makan buburnya hanya pas sakit aja, ini semua demi baby Enju. Kalau nggak mau nurut dokter, ya percuma dong kita tadi periksa.

obat diare Ndut

Setelah membeli obat Ndut, kami pergi mencari warung bubur. Untung saya ingat ada warung bubur Kayungyun di dekat rumah, yaitu di Jl.Rayalangsep. Alhamdulillah setelah mencicipi buburnya, Ndut langsung suka dan lahap gitu makannya. Saya sendiri memesan bubur ketan hitam.

Sesampainya di rumah Ndut segera minum obat dari Dr.Reny dan malam itu kami tidur lebih sore dari biasanya karena emang sama-sama capek dan biar lekas sembuh sakitnya. Mungkin karena pengaruh obat jadi kami bisa tidur cepat tadi malam.

Sesuatu yang tidak beres terjadi sekitar jam empat pagi, dimana saya mendadak terbangung dengan rasa mulas di perut saya. Segera saya bangun dan bergegas ke kamar mandi.

Oaaalah kok saya jadi ikutan diare gini. *tepok jidat* Emang diare bisa menular yak?

Saya mencoba mengingat-ingat makanan apa yang saya makan, perasaan hanya makan bubur ketan hitam. Emang sih pas makan buburnya saya sempat komplen ke Ndut karena buburnya dingin trus rasanya agak aneh. Dan pas buang air itu, (maaf) feses saya ada ketan hitamnya yang belum tercerna gitu. Nggak tahu deh apa benar dugaan saya itu.

Apa mungkin ya baby Enju pengin kami berdua ini kompakan baik dalam suka dan duka, termasuk diare ini. Soalnya ini bukan yang pertama kali, beberapa waktu yang lalu Ndut juga kena pilek dan demam. Setelah Ndut sembuh giliran saya yang kena.

Jadilah pagi ini kami berdua sarapan bubur bareng. Semoga sakit diare kami ini lekas sembuh dan baby Enju baik-baik di rahimnya Ndut, aamiin. Tumbuh yang sehat dan pesat ya nak, kami berdua sayang banget sama Enju