Multiply: Keakraban Yang Tak Tergantikan

Perkenalan saya dengan Multiply terjadi secara tidak sengaja. Waktu itu saya sedang rajin-rajinnya mencari artikel tentang dunia tulis-menulis di internet. Secara tak sengaja saya menemukan artikel yang menarik milik salah seorang MPers, yaitu Mas Jonru. Ibarat peribahasa sambil menyelam minum air, seperti itulah yang terjadi kemudian. Sambil meng-copy artikel tersebut sayapun lalu ikutan daftar di Multiply. Kebetulan saat itu yang namanya blog mulai mendapat sorotan dan saya yang sejak remaja sudah menulis buku harian ikutan tertarik untuk memiliki buku harian online.

Sebelumnya saya sudah pernah mencoba membuat blog di situs-situs penyedia blog gratisan lainnya, namun penggunaannya yang rumit untuk ukuran saya yang baru saja mengenal internet membuat saya akhirnya menelantarkan blog tersebut. Berbeda dengan blog (waktu itu namanya masih jurnal kalau tidak salah) yang disediakan Multiply, istilah kerennya user friendly terutama bagi para netter pemula seperti saya. Apalagi di Multiply tidak hanya fitur blog saja, masih ada fitur-fitur lainnya yang bisa dimanfaatkan. Bagi yang ingin menyalurkan bakat modellingnya yang terpendam bisa memasang fotonya di fitur photo, bagi yang suka membaca buku, menonton film bisa menuliskan apreasiasinya di fitur review, bagi yang hobby memasak bisa berbagi resep di fitur recipe dan masih banyak lagi lainnya.

Sejak mengenal internet untuk pertama kalinya di tahun 2004, saya belum pernah merasakan keakraban yang begitu hangat dengan teman-teman dunia maya selain di Multiply. Interaksi yang terjadi di dalam Multiply memang hanya melalui dunia maya namun efeknya saya rasakan hingga di dunia nyata. Berbagai perasaan pernah saya alami: senang, sedih, gemes, tertawa cekikikan sampai marah karena terbawa emosi.

Pada awalnya saya bingung apa gerangan yang membuat Multiply bisa membawa keakraban bagi para penggunanya. Namun semakin ke sini saya akhirnya mengerti kenapa hal itu bisa terjadi. Multiply ibarat sebuah kampung maya, di mana di dalamnya ada berbagai macam penghuni dengan berbagai profesi. Mulai dari anak sekolahan, kuliahan, ibu-ibu rumah tangga, para pekerja kantoran, penulis, penjual online hingga artis ada di sana. Seperti halnya bergaul di kampung di dunia nyata, agar terjalin hubungan yang baik maka diperlukan ketulusan dan sikap saling menghargai di antara pengguna Multiply. Tanpa dua hal tersebut mustahil akan terjalin keakraban dan kehangatan dalam sebuah interaksi pertemanan.

Dan memang hal itu bukan isapan jempol semata, saya yang saat itu hanya berprofesi sebagai tukang fotokopi serasa menemukan keluarga baru di Multiply. Saya bisa mengeluarkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran saya dan mendapatkan feedback dari teman-teman. Saya tak canggung untuk bercanda bahkan berdebat sekalipun dengan orang-orang yang mempunyai tingkat intelegensi maupun ekonomi yang lebih tinggi dari saya, karena memang di Multiply tidak ada yang namanya kesenjangan. Saya sendiri sampai heran, ketika saya akhirnya menemukan sahabat-sahabat di Multiply. Tanpa keraguan saya bisa berbagi suka dan duka, curhat tentang masalah yang saya hadapi pada orang yang tidak pernah saya temui sebelumnya.

Ketika pertemanan itu dibawa ke dunia nyata, keakraban yang terjalin di dunia maya itu masih saja menyertai. Saat kopdar dengan teman-teman Multiply saya merasa seperti bertemu teman lama, ya memang awalnya mungkin masih ada kecanggungan namun setelah bercakap-cakap apalagi jika menyangkut apa yang ada di Multiply secara tak sadar kecanggungan itu mencair dan hilang sama sekali.

Kopdar Halal bi Halal MPers Malang 2008

Yang membuat saya semakin bangga dengan Multiply adalah kepedulian sosial yang sangat tinggi dari para penghuninya. Sudah banyak gerakan-gerakan sosial dan penggalangan dana yang dilakukan oleh para MPers, baik itu di tingkat lokal maupun nasional untuk saudara-saudara setanah air yang membutuhkan bantuan. Jujur saja, saya dulu terkadang merasa sangsi ketika memberikan bantuan melalui perantara, apakah benar bantuan itu akan sampai pada orang yang membutuhkan. Tapi di Multiply ini rasa sangsi itu hilang karena bantuan yang saya berikan disalurkan sendiri oleh orang yang saya kenal dan ada laporan pertanggungjawabannya. Dan saya juga pernah merasakan sendiri bagaimana rasanya kebahagiaan saat berbagi dengan sesama saat mengikuti baksos di bulan Ramadhan dengan teman-teman MPers Malang.

Kopdar Reuni MPers Malang 2010

Rasanya tidak akan cukup kata yang bi
sa mewakili akan kecintaan saya pada Multiply ini. Meski sekarang bermunculan beberapa jejaring sosial namun hal itu takkan mampu membuat saya berpaling dari Mulitply. Malah saya dulu cukup getol mengajak teman-teman nyata untuk bergabung di Multiply, tak ada motif apapun selain saya ingin mereka merasakan apa yang saya rasakan. Bahkan ketika sekarang tinggal saya seorang yang mempunyai akun di Multiply dan seringkali menjadi ledekan karena begitu kecanduannya saya dengan Multiply tak menjadikan saya malu atau merasa sendiri. Ada satu hal yang tidak bisa digantikan oleh jejaring-jejaring sosial itu pada saya, yaitu Keakraban.

*tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis dalam rangka HOMECOMING MULTIPLY dengan tema: AKRABNYA MPERS*