Ini nggak bercanda atau saya sok alim ya.

Di saat saya nanti sudah tiada di dunia ini, saya berharap anak cucu dan keluarga besar saya rajin membaca buku ini buat saya. Bukan Supernova, Jomblo ataupun Xerografer. Cukup buku Surat Yaasiin dan Tahlil.


Alhamdulillah tamat sudah meme buku ini, semoga apa yang saya tulis dari meme hari pertama sampai terakhir ini bisa bermanfaat bagi siapa aja yang membacanya, Aamiin.

*bagi-bagi berkatan*

About Mr. Moz

Berjiwa muda dan semangat dalam berkarya

Satu tanggapan »

  1. rhehanluvly berkata:

    Eh ketinggalan bungkusannya

  2. aghnellia berkata:

    hiyah dah kelar..punyaku nyangkut di hari ke 10

  3. m4s0k3 berkata:

    Slamat coi! Hehe.. Gw lagi apes nih ban bocor di tengah utan

  4. nawhi berkata:

    rhehanluvly said: Amin

    makasih sudah mengikuti meme bukuku Han. kamu ga pengin nulis juga?

  5. nawhi berkata:

    rhehanluvly said: Eh ketinggalan bungkusannya

    eh ini nitip satu ya, buat sodaraku di Dupak 😀

  6. dieend18 berkata:

    Amiin…Ikut ngaminin ya

  7. nawhi berkata:

    aghnellia said: hiyah dah kelar..punyaku nyangkut di hari ke 10

    udah doooong. ayo kelarin Mbak.

  8. nawhi berkata:

    m4s0k3 said: Slamat coi! Hehe.. Gw lagi apes nih ban bocor di tengah utan

    Makasih Yas.tumben ga di-QN, kan biasanya gitu. trus sekarang gimana? nuntun dong.

  9. nawhi berkata:

    dieend18 said: Amiin…Ikut ngaminin ya

    Makasih Dee udah ngikutin meme bukuku. bikin juga dong.

  10. m4s0k3 berkata:

    Udah di qn kok. Dan gw dah nuntun n ketemu tkg tambal ban. Yes

  11. nawhi berkata:

    m4s0k3 said: Dan gw dah nuntun n ketemu tkg tambal ban. Yes

    syukurlah kalo gitu, ga kebayang kalo ntar elo g balik. siapa yang meranin Shireen di MP :)))

  12. m4s0k3 berkata:

    Jyahahaha.. Jhehed bhenged khemu, fherel :))

  13. ivoniezahra berkata:

    Harus ini ya? 🙂

  14. nawhi berkata:

    m4s0k3 said: Jyahahaha.. Jhehed bhenged khemu, fherel :))

    aku kan udah bilang, kamu jangan main-main ke hutan. bandel sih kamu. aku ga suka kalo kamu kayak gini.*drama mulai lagi*

  15. routepacific berkata:

    memangnya manfaatnya apa kalau ‘buku’ itu dibaca buat kamu jika kamu sudah tiada di dunia?

  16. nawhi berkata:

    ivoniezahra said: Harus ini ya? 🙂

    Harus bin wajib.

  17. nawhi berkata:

    routepacific said: memangnya manfaatnya apa kalau ‘buku’ itu dibaca buat kamu jika kamu sudah tiada di dunia?

    silahkan simak di sini: http://www.samoedra.com/home/detail/index/559/Fadhilah-Surah-Yasin-_dan_-Tahlil.html

  18. ivoniezahra berkata:

    Hiks, jd inget almarhum mas Bayu yg lm g q bckan yasin 😦

  19. nawhi berkata:

    ivoniezahra said: Hiks, jd inget almarhum mas Bayu yg lm g q bckan yasin 😦

    ya udah dibacain aja habis sholat.

  20. darnia berkata:

    Apalagi kalo di sampul bukunya ada potomu ya, Mas…

  21. routepacific berkata:

    Ihwan, dalam mengkaji agama harus hati-hati. Seorang muslim harus merujuk kedalam Al-Qur’an dan as-sunnah yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wa sallam. Jangan menjadikan acuan sesuatu yang tidak benar keaslian hadits dan kajiannya. Al-Qur’an diturunkan Alloh Ta’ala kepada Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wa sallam sebagai petunjuk, rahmat, cahaya, kabar gembira dan peringatan. Maka kewajiban orang-orang yang beriman untuk membacanya, merenungkannya, memahaminya, mengimaninya, mengamalkan dan berhukum dengannya. Hikmah ini tidak akan diperoleh seseorang yang sudah mati. Bahkan mendengar saja mereka tidak mampu. “Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang mati itu mendengar.” (Terjemah An-Nahl: 80). Alloh Ta’ala juga berfirman di dalam surat Yasin tentang hikmah tersebut yang artinya, “Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan supaya dia memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup.” (Yasin: 69-70). Alloh berfirman yang artinya, “Sesungguhnya seseorang itu tidak akan menanggung dosa seseorang yang lain dan bahwasanya manusia tidak akan memperolehi ganjaran melainkan apa yang telah ia kerjakan.” (An-Najm: 38-39). Berkata Al-Hafizh Imam Ibnu Katsir rohimahulloh: “Melalui ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rohimahulloh dan para pengikutnya menetapkan bahwa pahala bacaan (Al-Qur’an) dan hadiah pahala tidak sampai kepada orang yang mati, karena bacaan tersebut bukan dari amal mereka dan bukan usaha mereka. Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkan umatnya, mendesak mereka untuk melakukan perkara tersebut dan tidak pula menunjuk hal tersebut (menghadiahkan bacaan kepada orang yang mati) walaupun hanya dengan sebuah dalil pun.”

  22. ayanapunya berkata:

    ayo lanjutkan MEME selanjutnya 😀

  23. fendikristin berkata:

    aiihh kerenn! kelar juga MEME-nya 😀

  24. nawhi berkata:

    routepacific said: “Melalui ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rohimahulloh dan para pengikutnya menetapkan bahwa pahala bacaan (Al-Qur’an) dan hadiah pahala tidak sampai kepada orang yang mati, karena bacaan tersebut bukan dari amal mereka dan bukan usaha mereka. Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkan umatnya, mendesak mereka untuk melakukan perkara tersebut dan tidak pula menunjuk hal tersebut (menghadiahkan bacaan kepada orang yang mati) walaupun hanya dengan sebuah dalil pun.”

    Terimakasih sudah mengingatkan Zha.Tapi aku tetap percaya pada apa yang sudah diajarkan oleh semua guru mengajiku dulu bahwa seorang anak masih bisa berbhakti kepada kedua almarhum orangtuanya dengan cara meghadiahkan pahala bacaan Yasiin dan Tahli buat mereka. Aku percaya pahala surat Yaasin yang aku bacain tiap kali di atas makam Ayahku itu sampai kepada beliau 🙂

  25. nawhi berkata:

    darnia said: Apalagi kalo di sampul bukunya ada potomu ya, Mas…

    teteup narsis 😀

  26. nawhi berkata:

    ayanapunya said: ayo lanjutkan MEME selanjutnya 😀

    masih punya utang meme gambar he3

  27. nawhi berkata:

    fendikristin said: aiihh kerenn! kelar juga MEME-nya 😀

    iya neh akhirnya kelar juga, berasa legaaa banget.

  28. nawhi berkata:

    arsitaarsita said: Subhanallah

    Alhamdulillah.

  29. onit berkata:

    30 itu loh yg bikin kepanjangan =))macam nonton drama koria aja.. episode kebanyakan :D[kutipan onit aja masih mandek di 4/7]

  30. arsitaarsita berkata:

    nawhi said: Alhamdulillah.

    makan makan yo

  31. nawhi berkata:

    onit said: 30 itu loh yg bikin kepanjangan =))macam nonton drama koria aja.. episode kebanyakan :D[kutipan onit aja masih mandek di 4/7]

    iya, ntar deh aku bikin meme sendiri :Dayo dilanjut kutipannya, banyak yang suka lho.

  32. nawhi berkata:

    arsitaarsita said: makan makan yo

    *sodorin berkat*

  33. darnia berkata:

    nawhi said: Terimakasih sudah mengingatkan Zha.Tapi aku tetap percaya pada apa yang sudah diajarkan oleh semua guru mengajiku dulu bahwa seorang anak masih bisa berbhakti kepada kedua almarhum orangtuanya dengan cara meghadiahkan pahala bacaan Yasiin dan Tahli buat mereka. Aku percaya pahala surat Yaasin yang aku bacain tiap kali di atas makam Ayahku itu sampai kepada beliau 🙂

    sebenernya baik mas Ihwan maupun Routepacific gak ada yang salahkarena memang ada dua pengertian dalam hal ini dan masing-masing ada dasarnya dalam Al-Qur’ankalo gw sih sama kayak mas Ihwan, karena salah satu pahala yang dibawa mati bukannya do’a anak yang sholeh? Dasar gw sih itu aja. Mungkin untuk pahala puasa dan sedekah yang mati, tidak akan bisa digantikan oleh yang hidup. Namun, mengirim do’a, tahlil dan yaasin juga bukan hal yang haram kok…IMO lho ya….oiya.. mungkin artikel ini bisa jadi bahan pertimbangan : http://soni69.tripod.com/fiqh/fiqh_hadiah_pahala.htmhttp://roelworks.multiply.com/journal/item/356/Islam_Kirim_DoaWallahu’alam 🙂

  34. nawhi berkata:

    Thanx Dan sudah menambahi, intinya sih kita tetep saling menghargai ajaran yang menjadi kepercayaan masing-masing. Wong antar pemeluk agama aja disuruh menghargai apalagi kita masih satu agama.

  35. ibuseno berkata:

    inspiratif….

  36. nawhi berkata:

    ibuseno said: inspiratif….

    oh iya tha? hanya meme aja ini Mbak.

  37. jampang berkata:

    kalau merinci dari hadits yang shahih, cuma ada tiga amalan yang akan tetap mengalir kepada seseorang meski sudah meninggal, yaitu sedekah/amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh.kalau seorang anak membacakan al-quran dan menghadiahkan pahalanya untuk orang tua yg sudah meninggal, pendapat yang paling kuat adalah pahala tersebut tidak sampai. tapi… jika bisanya si anak itu membaca al-quran karena [ernah diajari oleh orang tua atau setidaknya ada andil orang tua sehingga anak tersebut mampu membaca al-quran, maka itu bisa digolongkan sebagai ilmu yang bermanfaat, jadi tanpa dihadiahkan, pahala tersebut otomatis akan sampai kepada orang tua.setiap kebaikan yang dilakukan oleh sang anak karena diajarkan oleh orang tuanya, maka pahalanya insya Allah akan tetap mengalir.wallahu a’lam.

  38. routepacific berkata:

    Betul. Mendoakan orang yang telah meninggal adalah sunnah hukumnya dan dibolehkan apabila mencontohi sunnah Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya atau amalan orang-orang Salafus Shalih. Ketika berdo’a kita wajib husnudhon akan diterima oleh Allah, adapun kenyataannya kita serahkan kepada Allah untuk diterima atau ditolak.Tetapi apa yang dilakukan oleh sejumlah kaum muslimin yang menetapkan hari-hari tertentu, bulan-bulan tertentu atau karena suatu sebab tertentu lalu mengadakan majelis yasinan atau tahlilan tidaklah ada tuntunannya dari Rasulullah. Membaca dan mengkaji Al-Quran lebih baik daripada mengkhususkan bacaan surah tertentu yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah kepada orang yang sudah wafat.Setiap kebaikan yang dilakukan oleh sang anak karena diajarkan oleh orang tuanya, maka pahalanya insya Allah akan tetap mengalir.Wallahu’alam bishawab

  39. happywithavis berkata:

    darnia said: sebenernya baik mas Ihwan maupun Routepacific gak ada yang salahkarena memang ada dua pengertian dalam hal ini dan masing-masing ada dasarnya dalam Al-Qur’ankalo gw sih sama kayak mas Ihwan, karena salah satu pahala yang dibawa mati bukannya do’a anak yang sholeh? Dasar gw sih itu aja. Mungkin untuk pahala puasa dan sedekah yang mati, tidak akan bisa digantikan oleh yang hidup. Namun, mengirim do’a, tahlil dan yaasin juga bukan hal yang haram kok…IMO lho ya….oiya.. mungkin artikel ini bisa jadi bahan pertimbangan : http://soni69.tripod.com/fiqh/fiqh_hadiah_pahala.htmhttp://roelworks.multiply.com/journal/item/356/Islam_Kirim_DoaWallahu’alam 🙂

    hmmm….bukanna sok tau seh…hehe *kan emng juga gk tautapi setau sy kl amal jariyah aja pahalanya tidak terputus *salah satunya anak yg sholehah maka si anak tdi klo mengirimkan doa jelas sampai ke yg sudah meninggalbahkan yg sy tau jg klo kt doa atau membaca al quran surah apapun itu, dan kita tidak scr khusus bilang ini buat nenek sy/buat kakek sy/buat ortu dll maka pahala scr garis keturunan itu ttp mengalir merujuk ke amal jariyah di atas. oleh krn itu, mama sy sering sedih klo anaknya gk baca al qur’an, bukan saja krn tdk ada phala yg langsung bt anaknya (saya) tp krn mama sy gk kecipratan pahala dari “mengajarkan al quran itu”….so simple thingsnya adalah, sy lakukan apa yg saya bisa, dan sy yakin kl kita pribadi berbuat baik, insyaallah anak cucu kt jg akan brbuat hal sama ke kita.klo tgg hari2 khusus bt yasinan ato dll, gk terlalu spesific kok, surat yasin bagian dari al qurannya aja dah bagus jadi mau dibaca setiap hri jg gpp. hehehe….bbrpa menjadikan hal khusus itu kan asal muasalnya dari para syeh zaman wali sanga dlu untuk lebih memudahkan penetrasi agama tpi zaman sknrg kan gk pada mau ngerti asal muasalnya. kl sy pribadi seh, yah gpp mrk gitu dari pada gk sama skli berdoa asal jgn smpe fanatik menganggap golongan yg tidak melakukan itu salah. itu aja sehhmmm….*berat bgt yaaak wan bahasan tulisan lo hri ineee….^_^*salam kenal zha

  40. routepacific berkata:

    betul, dahulu memang para wali/syeh/pensyiar agama islam menggunakan cara tersebut agar masyarakat lebih mudah mengenal/belajar tentang agama islam. sekarang dengan majunya teknologi, banyaknya para pengkaji agama islam yang benar dan ulama-ulama; seharusnya kita lebih baik lagi dalam mempelajari agama kita. Tidak boleh seorang muslim menganggap golongannya lebih baik daripada yg lain terlebih lagi mengkafirkan. nah kalau diskusi seperti inikan insyAllah jadi menambah ilmu yang baca. Alhamdulillah.

  41. darnia berkata:

    routepacific said: Tetapi apa yang dilakukan oleh sejumlah kaum muslimin yang menetapkan hari-hari tertentu, bulan-bulan tertentu atau karena suatu sebab tertentu lalu mengadakan majelis yasinan atau tahlilan tidaklah ada tuntunannya dari Rasulullah. Membaca dan mengkaji Al-Quran lebih baik daripada mengkhususkan bacaan surah tertentu yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah kepada orang yang sudah wafat.

    Gw sepakat dengan ini dan dengan apa yang ditulis pak Rifki tentang pahala pengajaran Al-Qur’an (yang ditulis mba Zha juga intinya sama dengan pak Rifki toh?) :DSelama nggak menyalahi Al-Qur’an dan ajaran Rasullulah SAW, kenapa tidak…*setuju deh. Diskusi kayak gini menyenangkan. Nambah pengetahuan juga hehehhe soalnya ilmu agama gw cetek banget* T_T

  42. nawhi berkata:

    Alhamdulilah ternyata meme terakhir ini bisa jadi ajang diskusi agama yg baik.Btw Dan, routepacific itu namanya Rizha. Jadi bukan Mbak Zha wekekeke.Dia yg dulu pas add ngancem ngehack MP itu lho 😀

  43. boemisayekti berkata:

    Manteb penutupnya,ada bagi2 berkat segala! 😀

  44. wib711 berkata:

    nawhi said: *bagi-bagi berkatan*

    #makan berkat.. tapi ga ikut tahlilannya

  45. bearahmat berkata:

    *melongo ga kebagian berkat*

  46. tintin1868 berkata:

    belakangan ini sering baca itu, banyak yang “kesana” sih huhuhu..

Tinggalkan Balasan ke happywithavis Batalkan balasan